Mimpi itu
seperti anak tangga, bukan sperti bintang yang menerangi malam. Mimpi itu
memiliki sebuah jalan yang pasti bukan seperti kuis berhadiah yang didapatkan
dari undian. Memang hidup itu seperti judi, siapa yang berani memasang dia yang
akan menarik, dan yang tidak pernah memasang maka dia tidak akan pernah menarik
(menang). Tapi itu bukan berarti kita hidup tanpa sebuah rumus yang melangkah
dengan asal-asalan.
Mimpi itu dirajut
menjadi besar dengan sebuah komponen yang kecil-kecil. Dirangkai dengan sebuah
rumus dan susunan yang rapih dan teratur juga sistematis. Bukan seperti bola
besar yang tersusun secara tak sengaja oleh angin yang menggulung-gulung benang
ruwet yang akhirnya menjadi pintalan yang sangat besar, namun seperti sebuah
bangunan rumah yang terbangun dengan cara yang sitematis dan teratur sehingga
menjadi sebuah istana yang megah dan mengagumkan.
Mimpi itu memiliki
jalan, layaknya anak tangga yang mengibaratkan sebuah sistem yang harus
dilewati guna mencapai puncaknya. Step demi step anak tangga harus kita naiki
dengan penuh hati-hati dan waspada, karena sebelum melangkah kita harus
memastikan anak tangga tersebut kuat dan kokoh untuk kita injak, begitu juga
kaki kita harus benar-benar kuat untuk menahan beban tubuh kita agar kita tidak
mengalami gangguan saat melangkah yang bisa mengakibatkan kita terjatuh. Selain
itu, kita juga harus selalu mempersiapkan stamina yang baik guna menapaki anak
tangga yang mungkin akan sangat melelahkan dan menguras fisik, sehingga
kesabaran, kehati-hatian dan ketenangan menjadi kunci keselamatan dan
kelancaran perjalanan kita menuju puncak mimpi kita. Jangan pernah berfikir
untuk melompat atau melewati satu step pun jika anda tidak benar-benar yakin
anda bisa mencapainya. Walaupun mungkin anda bisa mencapainya, bisa jadi anak
tangga yang akan kita gapai tidak terlalu kuat menahan berat tubuh kita saat
kita mendarat dari lompatan, atau bisa jadi tumpuan kita juga tidak begitu kuat
sehingga bisa mengakibtkan lompatan yang kita lakukan tidak sesuai dengan
perkiraan kita dan bisa berakibat fatal terhadap kesimbangan kita.
Melangkahlah dengan
sistematis dan teratur, jangan terburu-buru atau tergesa-gesa. Luangkan sedikit
waktu kita untuk mengamati dan memahami ketiggian yang kita mampu raih sambil
beristirahat sejenak guna mengumpulkan tenaga untuk langkah selanjutnya. Dan
jangan lupa untuk sedikit mengabadikan apa yang sedang anda rasakan, karena
bisa jadi pengalaman tersebut sangat berguna untuk memcahkan masalah dilangkah
berikutnya nanti. Dan sebelum kita melangkah, amati terlebih dahulu dimana kita
akan berpijak, carilah tumpuan yang baik dan tempat pendaratan yang baik pula,
karena ketika kita mulai melangkah dan mendarat kita hanya menyisakan satu
tumpuan yang mana tumpuan tersebut harus mampu menahan berat badan kita secara
keseluruhan ditambah lagi dengan tenaga yang lebih besar untuk menggerakkan
langkah kita selanjutnya.
Mungkin ini
hanyalah sebuah teori naik tangga yang sangat sederhana dan mampu difahami
dengan mudah, namun sepertinya tidak jauh berbeda dengan apa yang kita lakukan
ketika kita melangkah menuju mimpi-mimpi kita. Tapi entah mengapa, sepertinya
banyak yang lupa atau melupakan teori yang simpel ini dan memilih seperti
pesawat terbang yang bisa terbang dan mendarat dimana saja yang mereka mau.
Jikalau toh kita ingin yang seperti itu, maka membutuhkan biaya dan usaha yang
lebih besar dengan resiko yang besar pula.
Jadi jika kita
berkaca dari teori yang simple ini, maka kita tidak seharusnya hanya mempunyai
satu mimpi, namun kita hanya mempunya satu mimpi besar yang mana hanya bisa
diraih jika kita bisa meraih mimpi-mimpi kecil yang menuju mimpi besar itu.
Atau dengan lebih sederhana kita selayaknya bermimpi dari mimpi-mimpi yang
kecil, yang mana mimpi-mimpi yang kecil itu bisa membawa kita pada satu mimpi
besar yang kita ingini.
Gambaran paling
mudah adalah jika anda ingin jadi seorang yang bergelar doktor, sedangkan anda
saat ini masih duduk dibangku SLTP, maka mimpi yang layak anda fikirkan hari
ini adalah bagaimana anda lulus dari SLTP. Karena, jika anda tidak lulus SLTP,
saya yakin anda tidak kan pernah meraih mimpi anda mendapatkan gelar doktor.
Sekali lagi ini hanyalah nasehat pribadi untuk diriku sendiri, sehingga tak ada niatan sedikitpun untuk menggurui atau menasehati selain kepada diriku sendiri.
Billahitaufiq wal
hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar