Selasa, 04 September 2012

Nasehat Pribadi


Assalamu'alaikum...

Saya sadar saya bukanlah orang yang sempurna dan penuh dengan kelebihan, namun saya adalah orang yang jauh dari sempurna dan mempunyai banyak kekurangan. Inilah landasan kenapa saya membuat blog ini, yaitu untuk menasehati dan mengingatkan diri sendiri tentang bagaiman menjalani hidup ini. Tiada niat untuk menggurui siapapun, selain hanya berusaha memotivasi diri dengan tulisan yang mencoba saya abadikan dalam sebuah blog. Disisi lain jikalau ada beberapa tulisan yang saya posting menyinggung atau tidak berkenan di hati parapembaca secara sengaja ataupun tidak, maka saya sangat berharap untuk bisa dimaklumi. Karena, setip tulisan yang saya posting bukanlah sebuah teori yang mungkin bisa digunakan oleh orang lain dalam memecahkan masalah, kalau toh bisa mungkin hanya sebuah kebetulan.

Saya hanyalah anak yang dibesarkan dengan penuh kemanjaan, kerasa dan kejamnya tingkah laku alam tidak banyak saya alami dalam proses kedewasaan saya. Yang saya alami adalah, bagaimana saya diperlakukan dengan lebih sepesial dibandingkan dengan teman-teman atau bahkan kakak-kakak saya. Orang tua saya adalah orang yang sangat bijaksana lagi penyayang khususnya kepada diriku, walau sedikit over protec dan over manja. Contoh kecil dari masa kecil saya adalah ketika saat saya masih dibangku Sekolah Dasar (SD), jika teman-teman sebaya saya diberi uang saku Rp. 50,- saya selalu lebih bahkan sampai dua kali lipat, kalau tidak Rp. 100 ya Rp. 150. Ketika saya Duduk dibangku SLTP, ketika teman-teman saya diberi uang saku Rp. 200-250, saya selalu diberi uang saku Rp. 400-500. Entah kenapa saya diperlakukan seperti itu, namun satu alasan yang sering muncul dari kedua orang tua saya yaitu, biarlah kami dolo sering diremehkan atau bahkan dihina oleh orang lain tapi kamu tidak boleh mengalami itu (terima kasih Ayah dan Ibu).

Inilah sesungguhnya yang secara tidak sadar membentuk kepribadian dan karakter saya. Akhirnya saya menjadi anak yang manja, boros dan pemalas mengingat dari proses perkembangan saya yang terlalu banyak dimudahkan. Dengan nama besar orang tua yang hanya seorang kepala sekolah sekaligus pemangku mushola di sebuah desa yang sedikit tertinggal, sepertinya cukup untuk membuat saya menjadi anak yang lebih dihormati dibandingkan teman-teman sebaya saya didesa itu. Bahkan dari kecil saya sudah dipanggil Mas (kakak dalam bahasa jawa) oleh hampir semua orang, dari yang kecil hingga orang tua. Lengkap sudah kemudahan-demi kemudahan yang saya temui hampir disetiap sudut kehidupan yang saya jalani.

Ini bukanlah sebuah kesalahan orang tua atau lingkungan, namun memang saya terlahir dengan keadaan yang bisa gak bisa seperti itu, mengingat jerih payah orang tua dan pencapaian yang telah beliau gapai yang salah satunya untuk mengangkat derajat keluarga. Saking seringnya saya dimudahkan dalam proses perkembangan saya, sampai-sampai saya mengalami keterlambatan kedewasaan (keterbelakangan mental) yang alhamdulillah tidak berlangsung begitu lama, berkisar 2-3 Tahun lamanya. Pada saat itu saya masih teringat jelas bagaimana saya yang sudah duduk dibangku kelas 3 Tsanawiyah (SLTP) lebih suka bergaul dan bermain dengan anak yang duduk dibangku SD kelas 4-6. Bahkan ketika saya sudah menginjak kelas 1 Madrasah Aliyah (SLTA) saya masih bergaul dan bermain dengan teman-teman yang sama. Sampai pada saatnya saya berhenti sekolah ketika masih duduk dibangku SLTA kelas 1 karena merasa paling kecil dan paling minder diantara teman-teman saya. Alhamdulillah setelah saya Pindah sekolah di Jawa, proses pendewasaan saya menjadi lebih baik dan akhirnya menginjak kelas 2 SLTA saya sudah bisa menyeimbangkan mental dan perilaku saya seperti teman-teman sebaya saya.

Dari cerita diatas yang belum lagi ditambah dengan sederetan perilaku saya yang kurang terpuji, cukuplah menjadi sebuah alasan jika saya tidak layak untuk menasehati atau menggurui siapapun kecuali diri saya sendiri. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari apa yang saya alami diwakti kecil hingga sekarang, salah satunya bahwa bagaimanapun perlakuan kita kepada orang lain itu akan memberi dampak yang sesuai dengan apa yang kita berikan kepada mereka. Sehingga banyak orang tua yang memperlakukan anak-anaknya dengan keras dan disiplin mungkin salah satunya ingin menjadikan anak tersebut memiliki karakter yang baik atau lebih baik lagi. Dan sebagai anak atau seseorang yang perlakukan oleh orang lain, maka kita harus tetap memilih dan memilah apakan perlakuan itu membuat diri kita lebih baik atau justru lebih buruk, maka jika kita mampu menganalisa hal tersebut setidaknya kita bisa memposisikan diri agar diperlakukan dengan sebuah perlakuan yang bisa menjadikan diri kita memiliki sesuatu yang lebih baik kedepannya.

Oleh sebab itu saya selalu mengingatkan diri saya bahwa jangan suka dimudahkan (dimanja) dan diberi lebih (melebihi yang semestinya) atau saya akan menjadi orang yang manja dan hanya suka diberi. Semoga ini bisa menjadi sebuah nasehat bagi diri saya untuk menjadi yang lebih baik dan berguna bagi orang lain khususnya orang tua, Keluarga dan lingkungan saya. Amin.

Billahitaufiq wal hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar